PENYIMPANGAN SOSIAL

Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial

paya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga Sekolah dan Masyarakat

Berbagai perilaku penyimpangan sosial dalam masyarakat selalu ada. Untuk menekan agar perilaku menyimpang ini tidak menjalar sebagaimana wabah, ada upaya-upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan, baik itu di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Sebagaimana banyak orang berkata bahwa pencegahan lebih baik daripada mengobati.


1.    Di Lingkungan Keluarga

Di sini perlu dukungan dari semua anggota keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga luas. Anggota keluarga hendaknya mampu mengembangkan sikap kepedulian, kompak, serta saling memahami peran dan kedudukannya masing-masing di keluarga.

Orang tua memegang peran utama dalam membentuk perwatakan dan membina sikap anak-anaknya. Orang tua merupakan figur utama anak yang dijadikan panutan dan tuntunan.

Orang tua hendaknya dapat melakukan beberapa hal sbb.

a.    Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan.
b.    Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c.    Mengembangkan hubungan yang akrab dengan anak.
d.    Selalu menghargai pendapat anak, memberikan solusi jika anak mendapat kesulitan.
e.    Memberikan teguran jika anak bersalah dan memberikan pujian jika anak berbuat baik.
f.     Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat usia dan pendidikannya.


2.    Di Lingkungan Sekolah

Pendidik di lingkungan sekolah memegang peran utama dalam mengarahkan anak agar tidak melakukan berbagai penyimpangan sosial.

Berbagai hal yang dapat dilakukan guru/pendidik:

a.    Menciptakan hubungan yang harmonis dengan setiap anak didiknya.
b.    Menanamkan nilai-nilai agama, disiplin, budi pekerti, moral.
c.    Selalu mengembangkan sikap keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
d.    Memberi kebebasan dan mendukung siswa untuk mengembangkan potensi diri.
e.    Bersedia mendengar keluhan siswa serta mampu membantu mecari solusi


3.    Di Lingkungan Masyarakat
      
Pengaruh lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman dapat dijadikan tempat ideal untuk membentuk karakter anak yang baik.

Hal-hal yang dapat dikembangkan dalam masyarakat sebagai upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial

a.    Mengembangkan kerukunan antarwarga masyarakat. Seperti rasa kepedulian, gotong royong, dan kekompakan.

b.    Membudayakan perilaku disiplin bagi warga masyarakat, misalnya disiplin dalam menghormati keputusan-keputusan bersama, seperti ronda malam,gotongroyong kebersihan lingkungan dll.

c.    Mengembangkan berbagai kegiatan warga yang bersifat positif, seperti perkumpulan PKK, Karang Taruna, Pengajian, Kegiatan Kemanusiaan.

Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial

C.  Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.

1.    Dampak Penyimpangan sosial Bagi Pelaku
       Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.

       a.    Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
      b.    Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
      c.    Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
      d.    Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.

2.    Dampak Penyimpangan sosial Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
      Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.

      a.    Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
      b.    Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
       c.    Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
      d.    Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.


3.    Dampak positif yang ditimbulkan akibat perilaku penyimpangan sosial

       Menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif.

       Akan tetapi, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang juga memilikikontribusi positif bagi kehidupan masyarakat.

       Beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.

      a.    Perilaku menyimpang memperkokoh nilai-nilai dan norma dalam masyarakat.
           Bahwa setiap perbuatan baik merupakan lawan dari perbuatan yang tidak baik. Dapat dikatakan bahwa tidak akan ada kebaikan tanpa ada ketidak-baikan. Oleh karena itu perilaku penyimpangan diperlukan untuk semakin menguatkan moral masyarakat.

      b.    Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan memperjelas batas moral.
           Dengan dikatakan seseorang berperilaku menyimpang, berarti masyarakat mengetahui kejelasan mengenai apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.

      c.    Tanggapan terhadap perilaku menyimpang akan menumbuhkan kesatuan masyarakat.
           Setiap ada perilaku penyimpangan masyarakat pada umumnya secara bersama-sama akan menindak para pelaku penyimpangan. Hal tersebut menegaskan bahwa ikatan moral akan mempersatukan masyarakat.

      d.    Perilaku menyimpang mendorong terjadinya perubahan sosial.
           Para pelaku penyimpangan senantiasa menekan batas moral masyarakat, berusaha memberikan alternatif baru terhadap kondisi masyarakat dan mendorong berlangsungnya perubahan.

       Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perilaku menyimpang yang terjadi saat ini akan menjadi moralitas baru bagi masyarakat di masa depan.

Kejahatan (Kriminalitas)

B.  Berbagai Penyakit Sosial dalam Masyarakat
      
       Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk penyimpangan.

       Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Adapun bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit sosial yang ada dalam masyarakat bermacam-macam.

       
Beberapa contoh Penyimpangan Sosial sebagai berikut

1.    Penyahagunaan Minuman Keras (Miras)
2.    Penyalahgunaan Narkotika
3.    Perkelahian Antar Pelajar  
4.    Perilaku Seks di Luar Nikah
5.    Kejahatan (Kriminalitas)

1.    Penyahagunaan Minuman Keras (Miras)

       Minuman keras adalah minuman dengan kandungan alkohol lebih dari 5%.Akan tetapi, berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), setiap minuman yang mengandung alkohol, berapa pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman keras dan itu diharamkan.

       Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras.
      
       Sangat disayangkan jika jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras tersebut dikonsumsi secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk mabuk-mabukan.

       Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit masyarakat.

       Pada banyak kasus kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam kondisi mabuk minuman keras. Hal ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan kehilangan rasa malunya, tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali melakukan hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau aturan hukum.

       Minuman keras juga berbahaya saat seseorang sedang mengemudi, karena dapat merusak konsentrasi pengemudi sehingga dapat menimbulkan kecelakaan.

       Pada pemakaian jangka panjang, dapat berakibat fatal, pemabuk minuman keras tersebut dapat meninggal dunia karena organ lambung atau hatinya rusak terpengaruh efek samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.

2.    Penyalahgunaan Narkotika
       Pada awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan medis, sebagai bahan campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak digunakan dalam keperluan operasi medis, karena narkotika memberikan efek nyaman dan dapat menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien dapat dioperasi tanpa merasa sakit.

       Pada pemakaiannya di bidang medis, dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui kadar yang tepat bagi manusia, karena obat-obatan yang termasuk narkotika mempunyai efek ketergantungan bagi para pemakainya.

       Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara sembarangan tanpa memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupun ditelan dalam bentuk pil atau kapsul.

       Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk dalam kategori narkotika.

              a.    Heroin
              b.    Ganja
              c.    Ekstasi
              d.    Shabu-Shabu
              e.    Amphetamin
              f.     Inhalen



Marilah kita merenung sejenak, Banyak orang yang hancur masa depannya karena NARKOBA

3.    Perkelahian Antar Pelajar
       Prkelahian antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong atau perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata, bahkan ada yang menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok.

       Banyak korban berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan lagi, kebanyakan korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat perkelahian secara langsung. Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya karena salah sasaran pengeroyokan.

       Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka menjadi terhambat.

       Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi masyarakat usia sekolah.

Mari kita renungkan Bisa menyenangkan orang akan lebih berharga daripada bisa menyusahkan orang 

4.    Perilaku Seks di Luar Nikah
       Perilaku seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas dilarang oleh agama.

       Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi.

       Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah, antara lain,

1.    lahirnya anak di luar nikah,
2.    terjangkit penyakit menular seksual,
3.    penyebaran virus HIV/AIDS,
4.    keluarga menjadi malu bila sampai hamil di luar nikah
5.    turunnya moral para pelaku.

5.    Kejahatan (Kriminalitas)

       Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.

       Secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta undang-undang pidana.

       Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik wanita maupun pria, dapat berlangsung pada usia anak, dewasa, maupun usia lanjut.

       Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan kebudayaan yang cepat yang tidak dapat diikuti oleh semua anggota masyarakat, sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna.

       Selain itu tindak kejahatan yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan sosial. Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat yang dinamis seperti di perkotaan.

       Contoh tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya adalah pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.

Yang Mempengaruhi Terjadinya Perilaku Penyimpangan Sosial

A.  Perilaku Penyimpangan Sosial

Perilaku penyimpangan (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku penyimpangan dapat terjadi di mana saja, baik di keluarga maupun di masyarakat.

Menurut G. Kartasaputra, perilaku penyimpangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak.

1.    Beberapa Hal Yang Mempengaruhi Terjadinya Perilaku Penyimpangan Sosial
a.    Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
       Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dll.

b.    Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya lingkungan yang sering terjadi tindak penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.

c.    Proses sosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan para pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan sebagainya.

d.    Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.

2.    Bentuk Bentuk Penyimpangan Sosial
       Penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dilihat berdasarkan kadar penyimpangannya dan dilihat berdasarkan pelaku penyimpangannya.

a.    Berdasarkan Kadar Penyimpangan
      
       1)    Penyimpangan primer
              Penyimpangan primer disebut juga penyimpangan ringan.
              Para pelaku penyimpangan ini umumnya tidak menyadari bahwa dirinya melakukan penyimpangan.

              Penyimpangan primer dilakukan tidak secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya tidak begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-coret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan.

              Penyimpangan jenis ini bersifat sementara (temporer), maka orang yang melakukan penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh masyarakat.

       2)    Penyimpangan sekunder
              Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat.
              Umumnya perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang dan terus menerus meskipun pelakunya sudah dikenai sanksi.

              Bentuk penyimpangan ini mengarah pada tindak kriminal, seperti pembunuhan, perampokan, dan pencurian. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.
             
b.    Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
       1)    Penyimpangan individu (individual deviation)
              Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan orang lain.

              Contohnya seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi yang melakukan pemerasan terhadap individu yang memiliki suatu kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka terhadap orang tua.

              Dilihat dari kadarnya penyimpangan perilaku yang bersifat individual, menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel, pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.

       2)    Penyimpangan kelompok (group deviation)
              Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang.

              Contohnya pesta narkoba yang dilakukan kelompok satu geng, perkelahian massal yang dilakukan antarkelompok suku, ataupun pemberontakan.

              Penyimpangan kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan, karena kelompok -kelompok tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang berlaku bagi semua anggota kelompoknya.

              Sikap fanatik yang dimiliki setiap anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak melakukan perilaku yang menyimpang.

              Penyimpangan kelompok lebih berbahaya daripada penyimpangan individu.

       3)    Penyimpangan campuran (mixture of both deviation)
              Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, pelaku individu tsb dapat memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang seperti halnya dirinya.

              Contoh penyimpangan campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang menjadi amuk massa.

3.    Sifat Sifat Penyimpangan Sosial

       Dilihat dari sifatnya, penyimpangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan sosial yang bersifat positif dan yang bersifat negatif.

a.    Penyimpangan yang Bersifat Positif
       Penyimpangan yang bersifat positif merupakan suatu bentuk penyimpangan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap dirinya maupun masyarakat.

       Penyimpangan ini memberikan unsur inovatif dan kreatif sehingga dapat diterima oleh masyarakat, meskipun caranya masih belum umum atau menyimpang dari norma yang berlaku.

       Misalnya, pada masyarakat yang masih tradisional, perempuan dianggap tabu apabila  turut melakukan aktivitas atau menjalani profesi yang umum dilakukan oleh laki-laki seperti berkarir di bidang politik, menjadi pembalap, sopir taksi, anggota militer dll.

       Namun hal tersebut mempunyai dampak positif, yaitu emansipasi wanita.

b .   Penyimpangan yang Bersifat Negatif
       Penyimpangan yang bersifat negatif merupakan penyimpangan yang cenderung mengarah pada tindakan yang dipandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan juga masyarakat.

       Bobot penyimpangan negatif dapat dilihat dari norma-norma atau nilai-nilai yang telah dilanggar. Pelanggaran terhadap norma-norma kesopanan dinilai lebih ringan dibanding pelanggaran terhadap norma hukum.

       Contoh penyimpangan yang bersifat negatif, membolos, pencurian, korupsi, dan sebagainya.

Penyimpangan Sosial

Apa sih yang dimaksud dengan Penyimpangan Sosial ?. Menurut "Wikipedia Indonesia" tertera sebagai berikut :

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat.(wikipedia indonesia)


Semua orang tentu menginginkan suatu kondisi kehidupan yang harmonis, selaras, dan sesuai dengan tatanan sosial yang berlaku. Akan tetapi, di kehidupan masyarakat yang majemuk seperti sekarang ini, hal tersebut sangatlah sulit dijumpai.

Perilaku penyimpangan sosial selalu ada, meskipun dalam bentuk sangat kecil atau ringan.

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat orang yang tidak tertib dalam berlalu lintas, pelajar yang suka menyontek dll.


A.    Perilaku Penyimpangan Sosial

1.    Beberapa Hal Yang Mempengaruhi Penrilaku Penyimpangan Sosial
2.    Bentuk Bentuk Penyimpangan Sosial
3.    Sifat Sifat Penyimpangan Sosial

B.    Berbagai Penyakit Sosial dalam Masyarakat

1.    Penyahagunaan Minuman Keras (Miras)
2.    Penyalahgunaan Narkotika
3.    Perkelahian Antarpelajar
4.    Perilaku Seksdi Luar Nikah
5.    Kejahatan (Kriminalitas)

C.    Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial

1.    Dampak Bagi Pelaku
2.    Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
3.    Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial,

D.    Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga dan Masyarakat

1.    Di Lingkungan Keluarga
2.    Di Lingkungan Sekolah
3.    Di Lingkungan Masyarakat


E.    Mengembangkan Sikap Simpati terhadap Pelaku Penyimpangan Sosial