MATERI PAI UNTUK SMP
KELAS 7
1. HUKUM MEMBACA LAM
TA’RIF.
Menerapkan huruf lam ta’rif (al
syamsiyah dan al qomariyah ).
a. al-syamsiyah.
[ال]bila
bertemu huruf al-syamsiyah yang terdiri dari 14 huruf maka [ال] tersebut
tidak dibaca atau lebur.
Huruf al-syamsiyah.
|
Contoh kalimat
|
ت
|
التوبة
|
ث
|
الثلاث
|
د
|
الدين
|
ذ
|
الذكر
|
ر
|
الرحمن
|
ز
|
الزكريا
|
س
|
السّلام
|
ش
|
الشكر
|
ص
|
الصلاة
|
ض
|
الضحها
|
ط
|
الطيّب
|
ظ
|
الظهره
|
ل
|
اللّذين
|
ن
|
النّاس
|
b. al-qomariyah.
[ال] bila
bertemu dengan 14 huruf al-qomariyah, maka [ال]tersebut
dibaca jelas atau idhar.
Huruf al-qomariyah
|
Contoh kalimat
|
ء
|
الاَوالو
|
ب
|
الباب
|
ج
|
الجنّة
|
ح
|
الحسنا
|
خ
|
الخيرا
|
ع
|
العدل
|
غ
|
الغارمين
|
ف
|
الفتّاه
|
ق
|
القمر
|
م
|
الوءْمنوْن
|
و
|
الولدان
|
ي
|
اليوم
|
ها
| - |
ك
|
الكبير
|
1. IMAN KEPADA ALLOH.
Sebagai insane beriman wajib
mengakui dan mempercayai adanya Alloh. Keberadaan Alloh memang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang akan tetapi dapat dilihat ciptaannya di dunia
ini, bahkan keberadaan diri kita termasuk bukti kekuasaan Alloh.
Sudah sepatutnya kita untuk
mengimaniNya. iman itu sendiri memiliki makna mempercayai keberadaanNya,
percaya di dalam hati, diucap lewat lisan dan dibuktikan dengan perbuatan.
Imani Alloh termasuk rukun iman
yang pertama selain lima rukun iman lainnya.
Iman kepada Alloh berarti kita
mempercayai bahwa Alloh itu ada dan Alloh maha pencipta, ciptaan Alloh meliputi
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi serta yang ada diantara
keduanya. Itulah salah satu sifat Alloh dan ia masih memiliki sifat-sifat yang
lain. Berikut ini adalah sifat-sifat Alloh :
1. وُجُدًWujud, artinya
Alloh itu ada, lawan dari sifat wujud adalah عَدَمٌ‘adam
yaitu tiada.
2. قِدَامٌQidam, artinya
Alloh itu pendahulu, maksudnya Alloh itu tiada awal dan tiada akhir, Dia selalu
ada selamanya. Lawannya adalah حُدُثْ huduts
yang mempunyai arti baru.
3. بَقَاءَBaqo’, artinya kekal
maksudnya keberadaan Alloh tidak akan pernah hancur atau musnah. Lawannya
adalah فَنَاءَfana, yaitu rusak atau
hancur.
4. مُخَا لَفَةُ لِلْحَوَادِثِMukholafatulilkhawaditsi,
Alloh beda dengan makhluk ciptaannya dan Alloh tidak mungkin memiliki sifat مُمَاثُلَةُلِلْحَوَادِثِmumatsalatu
lilkhawaditsi atau sama dengan makhluk ciptaannya.
5. قِيَمُهُQiyamuhu binafsihi,
yaitu Alloh berdiri sendiri, keberadaanNya tidak membutuhkan perantara.
Lawannya adalah أِحْتِيَا
جٌغَيْرِهِikhtiyaajun illa ghoirihi, yang memiliki arti butuh bantuan
yang lain.
6. وَجْدَنِيَةًWahdaniyah,
artinya Alloh memiliki sifat esa, Lawannya adalah تَعَدُدْ ta’adud
yang artinya memiliki jumlah yang sangat banyak.
7. قُدْرَةَQudrota, artinya Alloh
maha kuasa, kekuasaanNya tidak dibatasi oleh apa pun, kehendakNya tidak ada
yang bisa menolak atau menghalanginya, Alloh berkuasa memerintah bukan untuk
diperintah. Lawannya adalah أَجْرٌ aj’run
atau lemah.
8. أِرَادَاةًIrodat, yaitu
berkehendak dan kehendaknya itu mutlak, tidak tidak ada unsure paksaan.
Lawannya adalah كَرَاحَةٌkarohatun
atau terpaksa.
9. عِلْمٌIlmun, yaitu Alloh maha
mengetahui dan pengetahuan Alloh tanpa batas. Lawannya adalah جَهْلٌjahlun, yaitu
berpengetahuan yang terbatas.
10. حَيَاةِHayat
atau hidup, maksudnya Alloh maha hidup dan kehidupan Alloh kekal abadi sehingga
Alloh tidak akan mati. Lawannya adalah مَوْتٌmautun,
yang artinya bisa mati dan sifat ini dimiliki oleh semua makhluk Alloh yang
bernyawa.
11. سَمَاعٌSama’,
artinya Alloh maha mendengar semua suara baik yang keras maupun yang pelan dan
tersembunyi. Lawannya adalah صُمٌshumun
atau tuli.
12. بَصَرٌBashor,
artinya Alloh maha melihat, melihat segala sesuatu yang terang-terangan maupun
yang tersembunyi. Lawannya adalah عُمْيٌ‘umyun
yaitu buta.
13. كًلًمٌKalam,
yaitu Alloh mampu berbicara atau berfirman dan setiap firmanNya pasti benar
adanya. Lawannya adalah بُكْمٌbukmun
atau bisu, jika seandainya ia mampu berbicara maka apa yang ia katakana belum
tentu benar.
2. ASMA’UL KHUSNA.
Selain sifat-sifat Alloh yang
dibahas pada bab sebelumnya, Alloh masih mempunyai sifat-sifat yang lain yang
sebagian terkandung di dalam asma’ul khusna.
Asma’ul khusna terdiri dari 99
nama Alloh, namun yang akan dibahas dalam bab ini 10 yaitu:
1. أزِزٌ Aziz.
Aziz artinya maha perkasa, tak
ada satu kekuatan pun yang mampu menandingi kekuatan Alloh. Laa Haula
Walaa Quwata Ilabillah.
Kiranya hanya Alloh yang memiliki
kekuatan dan semua makhluk akan lemah tanpa ada kekuatan darinya.
Keperkasaannya mampu menegakkan
langit dan bumi dan planet-planet lainnya.
2. وَحَبٌّ Wahab.
Wahab artinya maha pemberi,
bahwasannya setiap makhluk butuh pertolonganNya dan Alloh maha pemberi
pertolongan pada setiap hamba yang memohon.
3. فَتَحٌ Fatah.
Fatah artinya Alloh maha pembuka,
maksudnya Alloh akan menyelesaikan atau membukan semua permasalahan yang
dihadapi selama ia mau berusaha menyelesaikannya dengan baik / bijak dan
diiringi dengan do’a.
4. قَيُّمٌ Qoyum.
Qoyyum artinya maha berdiri
sendiri, maksudnya keberadaan Alloh adalah mutlak ada dengan sendirinya, tidak
ada yang mengawali dan tidak ada yang mengakhirinya. Alloh tidak mengantuk dan
tidak pula tidur sehingga Alloh akan selalu ada dengan tidak mengenal lelah
atau letih selamanya.
5. هَدِيٌّ Hadi.
Hadi artinya maha pemberi
petunjuk, petunjuk Alloh akan dirasakan hambaNya apabila hamba tersebut
berkenan mematuhi hukum-hukumNya, hukum tersebut tentu meliputi perintah dan
larangan sebagaimana yang banyak ditemukan di dalam firmanNya serta melalui
hadist-hadist rosululloh.
6. هَكَمٌ Hakim.
Hakim artinya yang maha
menetapkan hukum dan hukum itu mutlak untuk semua makhluk. Contohnya semua
makhluk hidup pasti akan mati, maka tak ada satu pun yang bisa lari dari
kematian.
7. عَدْلِلٌ Adil.
Alloh maha adil, keadilan Alloh
mutlak untuk semua makhlukNya meskipun terkadang makhluk tersebut merasa tidak
mendapat keadilan, hal ini terjadi karena ia belum memiliki kesadaran yang
sebenarnya.
8. خَابِيْرٌ Khobir.
Khobir dan akbar artinya Alloh
maha besar. kebesaran Alloh meliputi seluruh ciptaanNya.
9. تَوَّابٌ Tawwab.
tawwab artinya Alloh maha
menerima taubat, taubat yang dilakukan oleh hambaNya selama ia bertaubat dengan
kesungguhan, tidak mengulangi kesalahan tersebut.
10. حَامِيْدٌ hamid.
hamid artinya maha terpuji,
maksudnya hanya Alloh saja yang layak untuk dipuji, disanjung atas segala
kuasaNya.
3. SIFAT-SIFAT
TERPUJI.
1. tawadlu
/ rendah hati.
sudah menjadi suatu keharusan
bagi umat muslim untuk memiliki sifat rendah hati, dengan memiliki sifat ini
maka ia tidak akan sombong dan berbangga diri manakala ia mendapatkan sesuatu
yang bersifat lebih disbanding sebelumnya maupun dibandingkan yang lain.
bila ia mendapatkan keuntungan
maka yang ia lakukan bukanlah kesombongan atau kekufuran, melainkan ia akan
selalu bersyukur dan bersyukur
2. taat.
taat adalah melaksakan apa yang
ditentukan oleh syariah dan menjauhi larangannya.
seseorang tidak akan menolak
ketika diajak dalam hal kebaikan dan akan selalu menolak ketika diajak dalam
hal tercela.
yang menjadi sumber hukum
ketaatan bagi umat muslim adalah al-qur’an dan al-hadist dan setelah itu
merujuk pada sumber hukum yang lain.
3. qona’ah
/ rela,
qona’ah bukan berarti pasrah pada
keadaan atau putus asa dalam menghadapi suatu keadaan. orang yang memiliki
sifat qona’ah tetap mendapat tuntutan untuk berusaha agar dirinya mampu
mendapatkan yang terbaik manakala dia dalam kegagalan.
maksudnya bila ia mendapatkan
suatu keadaan yang kurang menguntungkan, ia tidak terlalu mengeluh, pasrah pada
keadaan atau menyesali semua yang telah terjadi, akan tetapi ia berusaha untuk
bangkit dari keterpurukan dan berusaha mengejar kehidupan yang lain sehingga
nasibnya berubah ke arah yang lebih baik.
4. THOHAROH.
Pengertian thoharoh adalah
bersuci atau mensucikan diri dari hadas besar, hadas kecil dan najis.
Mensucikan diri ini hukumnya wajib bagi umat muslim terutama telah memasuki
waktu sholat. Firman alloh :
hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti
apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan
junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu
sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah
kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya
allah maha pema'af lagi maha pengampun. Qs. An-nisa’43
Mengenai hal-hal yang menyebabkan
seseorang haruskan mensucikan diri secara rinci akan dijelaskan dalam tabel di
bawah ini :
No.
|
Nama hukumnya
|
Penyebabnya
|
Cara mensucikannya
|
1.
|
Hadas besar.
|
1. Seorang
wanita sedang haidh / datang bulan.
2. Seseorang
yang mengeluarkan mani / sperma, baik pria maupun wanita.
3. Seseorang
yang habis melakukan hubungan badan / sex.
4. Wanita
habis melahirkan.
5. Wanita
habis nifas.
|
Mandi wajib dan berwudlu.
|
2.
|
Hadas kecil,
|
1. Kentut.
2. Kencing.
3. Buang
air besar.
|
Berwudlu.
|
3.
|
Najis.
Macam-macam najis:
a. Najis
mugholadhoh.
b. Najis
mukhofafah.
c. Najis
mutawasithoh.
|
Terkena kotoran :
a. Bekas
anjing dan babi.
b. Air
kencing bayi pria yang belum makan / minum selain asi.
c. Selain
dari hal di atas.
|
a. Di
basuk 7x dan salah satunya dicampur pakai tanah yang diyakini kesuciannya.
b. Memercikkan
air di bekas kencing tersebut meski airnya tidak mengalir.
c. Menyiram
air ke bekas benda najis tersebut hingga hilang zar bau, rasa dan warnanya
|
A. Tata
cara mandi besar.
Tata cara mandi besar atau mandi
wajib yang juga biasa disebut mandi junub ialah mengalirkan air ke seluruh
tubuh, dari ujung rambut hingga ujung kaki yang sebelumnya membaca
basmalah dan diiringi niat.
Selalu mendahulukan bagian tubuh
yang kanan.
Sunah-sunah dalam mandi wajib :
1.) Berwudlu
sebelum mandi.
2.) Membaca
basmalah.
3.) Mendahulukan
anggota tubuh yang kanan.
4.) Menggosok-gosok
setiap sela dengan tangan, entah di sela tangan atau sela rambut.
5.) Urut
dari atas ke bawah.
6.) Memakai
harum-haruman.
B. Tata
cara wudlu.
Qs. Al-maidah :6 yang artinya : Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Ayat di atas telah menjelaskan
tata cara wudlu dan tayamum yang baik dan benar, meskipun demikian gerakan
wudlu dipilah menjadi beberapa hal :
Wajib
|
Sunnah
|
1. Berniat
: niat tidak harus diucapkan.
2. Membasuh
muka : seluruh kulit pada bagian wajah, yaitu tempat tumbuh rambut hingga
tulang dagu dan mulai dari telinga kanan hingga telinga kiri.
3. Tangan
hingga siku : harus basah tanpa ada yang terlewati.
4. Menyapu
kepala : tempat tumbuh rambut meskipun ia tidak memiliki rambut atau botak,
jika rambutnya lebat maka boleh hanya bagian rambutnya saja sebagai
perwakilan.
5. Membasuk
kaki : dari telapak kaki hingga mata kaki.
6. Wudlu
dilakukan dengan tertib atau urut : tidak boleh mendahulukan bagian tertentu
sesuai urutan di atas.
|
1. Didahului
dengan membaca ta’awud dan basmalah sebelum memulai wudlu.
2. Membasuh
telapak tangan hingga pergelangan tangan.
3. Berkumur-kumur.
4. Menghirup
air dengan hidung atau memasukkan air dengan hidung.
5. Menyapu
kepala.
6. Menyapu
telinga luar dalam.
7. Menyilangi
sela-sela tangan dan kaki dengan air wudlu.
8. Mendahulukan
angota badan bagian kanan.
9. Setiap
membasuh anggota badan setiap wudlu 3x.
10. Dilakukan
dengan urut.
11. Tidak
menggunakan bantuan orang lain dalam berwudlu selama masih mampu.
12. Saat
wudlu wajib basah pada anggota tubuh yang diwudlui (tidak boleh sekedar
diseka terkecuali ada udzur).
13. Menggosok
anggota tubuh agar bersih.
14. Menghindari
percikan air wudlu kembali ke badan.
15. Jangan
berbincang-bincang dan dengan posisi tenang.
16. Menggosok
gigi sebelum sholat.
|
Selain hal di atas, wajib
diketahui syarat-syarat wudlu sbb:
1. Islam.
2. Mumayis
: bisa membedakan baik buruknya.
3. Tidak
berhadas.
4. Dengan
air suci dan mensucikan.
5. Tidak
ada penghalang bagi air wudlu untuk masuk pori-pori, seperti tattoo, cat dll.
Yang membatalkan wudlu :
1. Keluar
sesuatu dari qubul dan dubur.
2. Hilang
akal seperti tertidur pulas, ayan, gila dll.
3. Bersentuhan
dengan lawan jenis yang bukan muhrim atau dalam ikatan pernikahan.
4. Menyentuh
qubul dan dubur baik punya sendiri maupun orang lain.
C. Tata
cara tayamum.
Tayamum adalah pengganti wudlu
bagi seseorang yang berudzur seperti :
1. Sakit
yang membahayakan bila terkena air,
2. Dalam
perjalanan yang tidak memungkinkan menggunakan air di saat memasuki waktu
sholat.
3. Tidak
mendapatkan air saat mencari air dalam jarak yang jauh sementara waktu sholat
telah tiba.
4. Dingin
yang berkepanjangan dan membahayakan dirinya apabila ia berwudlu.
Syarat tayamum :
1. Ada
udzur sebagaimana diterangkan di atas.
2. Menggunakan
tanah yang suci.
3. Menghilangkan
najisnya terlebih dahulu.
Yang perlu diperhatikan bagi
orang yang bertayamum:
1. Ketika
bertayamum karena kesulitan mendapatkan air dan sudah bersholat kemudian ia
menemukan air maka tidak wajib baginya untuk mengulangi sholatnya.
2. Bagi
orang yang junub yang sudah bertayamum kemudian menemukan air maka wajib
baginya untuk mandi jinabat dan berwudlu untuk sholat berikutnya.
3. Tayamum
hanya untuk 1x sholat fardlu akan tetapi boleh umtuk beberapa kali sholat
sunnah.
Ketentuan-ketentuan lain dalam
tayamum:
Wajib dalam tayamum:
|
Sunnah dalam tayamum :
|
1. Niat.
2. Mengusap
muka dengan tanah.
3. Mengusap
tangan sampai siku-siku.
4. Melakukan
hal di atas dengan tertib.
|
1. Membaca
basmalah.
2. Menghembuskan
tanah yang akan dibuat tayamum.
3. Menghembuskan
tanah yang menempel pada tapak tangan.
4. Membaca
do’a dan kalimat syahadat.
|
Yang membatalkan tayamum ada 2
yaitu apa yang membatalkan wudlu maka ia termasuk membatalkan tayamum juga dan
bagi yang kesulitan mendapatkan air kemudian usai tayamum ia menemukan air maka
tayamumnya batal serta wajib baginya untuk berwudlu.
5. SHOLAT WAJIB.
Sholat merupakan rukun islam yang
ke dua yang wajib dipenuhi setiap umat muslim terkecuali ada udzur yang
dibenarkan oleh syar’i dan itupun yang mendapatkan udzur hanya wanita yang
sedang haidh, habis melahirkan dan nifas.
Bagi mereka yang hilang akal dan
hilang ingatan tetap wajib mengqodho’nya apabila ia sudah mulai sadar.
Sebagai umat muslim wajib
melakukan sholat lima waktu dengan beberapa ketentuan yang harus diperhatikan.
Diantaranya :
A. Yang
harus dipenuhi dalam sholat.
1. Suci
: saat sholat seseorang harus dalam keadaan suci (bebas dari hadas besar dan
hadas kecil) selain itu ia juga harus memilih pakaian dan tempat yang bersih
dan suci.
2. Menghadap
kiblat : dengan penuh keyakinan ia berada di hadapan alloh secara langsung.
3. Menutup
aurot : aurot pria mulai dari pusar hingga lutut sedang untuk wanita adalah
seluruh tubuh terkecuali telapak tangan dan muka / wajah.
4. Telah
memasukki waktu sholat : bila waktunya sholat dhuhur maka ia sholat dhuhur dan
ia tidak sholat ashar, terkecuali ada udzur maka ia boleh menjama’nya antara
sholat dhuhur dengan sholat ashar (menjama’nya).
B. Rukun
sholat.
1. Niat.
Niat tidaklah harus diucap melainkan cukup di dalam hati.
2. Berdiri
dalam sholat bagi yang mampu, bagi yang tidak mampu boleh dengan duduk atau
berbaring.
3. Takbirotul
ihrom yaitu dengan membaca takbir sambil mengangkat kedua tangan setinggi
telinga atau pundak pada saat akan memulai sholat.
4. Membaca
surat al-fatihah di setiap roka’at.
5. Rukuk
dengan membungkukkan badan, punggung sejajar, pandangan lurus ke tempat sujud
dan tangan di atas lutut.
6. I’tidal,
yaitu kembali bangkit dari rukuk.
7. Sujud.
8. Duduk
diantara dua sujud.
9. Bangun
dari sujud untuk melanjutkan ke roka’at berikutnya.
10. Tuma’ninah
dalam rukuk sujud dan duduk diantara dua sujud.
11. Tasyahud
akhir.
12. Duduk
tasyahud akhir.
13. Membaca
sholawat dalam tasyahud akhir.
14. Melakukan
hal di atas dengan tertib atau urut.
15. Salam.
C. Sunnah
sholat.
1. Mengangkat
tangan di setiap bangkit dari sujud (pada roka’at ganjil), akan rukuk dan akan
sujud.
2. Membaca
do’a istifah atau iftitah.
3. Membaca
ta’awud sebelum membaca surat al-fatihah.
4. Membaca
ta’amin saat usai membaca surat al-fatihah.
5. Membaca
ayat-ayat dalam al-qur’an.
6. Meletakkan
tangan saat rukuk.
7. Pandangan
kea rah tempat sujud.
D. Wajib
di dalam sholat.sujud sahwi.
1. Membaca
takbir selain takbirotul ihrom atau disetiap gerakan, kecuali bangkit dari
rukuk.
2. Membaca
takbir disetiap perpindahan rukun sholat.
3. Membaca
……………… dalam rukuk.
4. Membaca
………………. Saat bangkit dari rukuk (khusus bagi imam dan bagi seseorang yang
sholat sendirian).
5. Membaca
do’a saat i’tidal.
6. Membaca
………………. Saat sujud.
7. Membaca
……………. Saat duduk diantara dua sujud.
8. Duduk
tasyahud awal pada sholat yang lebih dari dua roka’at.
9. Membaca
dp’a tasyahud awal.
Apabila salah satu syarat wajib
tersebut terlewati secara tidak sengaja maka wajib baginya sujud syahwi,
apabila disengaja maka ia tidak sah sholatnya.
E. Yang
membatalkan sholat.
1. Segala
hal yang membatalkan wudlu sudah tentu membatalkan sholat.
2. Berbicara.
3. Tertawa.
4. Makan
atau minum.
5. Melakukan
gerakan di luar gerakan sholat terkecuali ada udzur yang dibenarkan oleh
syar’i.
6. Aurotnya
tersingkap.
7. Menambah
atau mengurangi gerakan sholat dengan sengaja.
8. Mendahului
imam dengan sengaja saat sholat berjama’ah.
F. Makruh
dalam sholat.
1. Memejamkan
mata.
2. Mengalihkan
pandangan tanpa ada keperluan yang jelas.
3. Meletakkan
lengan di lantai saat sujud.
G. Macam-macam
sholat wajib dan waktunya.
Sholat wajib merupakan perwujudan
rukun islam ke dua setelah syahadat, semua pasti mengetahui apa saja yang
termasuk sholat wajib yang terdiri atas :
1. Shubuh:
waktunya setelah terbit fajar sebelum terbit matahari.
2. Dhuhur
: setelah matahari sedikir tergelincir dari tengah atau sedikit condong
kebarat.
3. Ashar
: setelah matahari benar-benar condong hingga sebelum terbenam.
4. Maghrib
: ketika matahar mulai terbenam.
5. Isya’
; pada saat baying-bayang cahaya matahari benar-benar hilang.
H. Tata
cara sholat.
1. Takbirotul
ihkrom.
Takbirotul ihrom yaitu dengan
membaca takbir ( أَللّهُ أَكْبَرُ ) sambil
mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau pundak pada saat akan memulai
sholat.
2. Do’a
istifah atau iftitah : tangan bersedekap, yaitu tangan kanan di atas tangan
kiri, jari tengah dan jari jempol tangan kanan menjepit pergelangan tangan kiri
lalu ditaruh di dada atau di atas pusar seraya membaca :
اَ
الَلّهُمَّ بَا عِدْ بَيْنِيْ ؤَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتِ بَيْنِ
الْمَشءرشقِؤَلْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّ
اَلثذَؤْبُ الاَْبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ. اللَهُمَ اَغْسِلْ خَطَايَابِالْمَاءِ
ؤَالقَلْجِ ؤَالْبَرَدِ.'
3. Membaca
ta’awud.
اَعُؤذُبِألَّلهِ
مِنَ ا لشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ
4. Membaca
basmalah.
ÉÇ ÉOŠÏm§9$# `»uH÷q§9$#«!$# Oó¡Î0
5. Membaca
surat al-fatihah.
6. Membaca
ta’amin.
أَمِيْنَ
7. Membaca
ayat-ayat al-qur’an: surat
atau ayat di sini bebas sesuai pilihan dan kemampuan masing-masing.
8. Takbir
menjelang rukuk : bacaannya seperti takbir biasa dan juga melakukan gerakkan
mengangkat tangan setinggi pundak atau telinga.
9. Ruku’
: badan membungkuk, antara punggung dan kepala sejajar dan pandangan lurus ke
tempat sujud dengan tumakninah sambil membaca :
سُبْحَانَ
رَبِّيَ الْعَظِيْمِ
10. Bangun dari ruku’
: dengan posisi tegak berdiri selayaknya waktu takbir lalu membaca:
سَمِعَ
اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَ هُ .
11. Do’a ‘iktidal :
posisi tubuh tetap berdiri tegak namun tidak sedekap lalu membaca do’a:
رَبّنَاؤَلَكَ
الْحَمْدُ مِلْ ءَالسَّمَاؤَاتِ ؤًَلاَْرضِ ؤَمَا بَيْنَهُمَا، ؤَمِلْءَمَا شِءْتَ
مِنْ شَيْءٍبَعْدُاَهْلَ الثْنَاءِ ؤَالْمَجْدِ،
Dan dilanjutkan takbir untuk
sujud.
12. Sujud : sujud
adalah gerakan berlutut mencium lantai dan terdapat tujuh tulang yang harus
menempel pada lantai yaitu kaki (jempol memanjat), tulang lutut (dengkul bhs
jawa), tapak tangan dan batang hidung.
Di dalam sujud posisi siku-siku
diangkat dan telapak tangan sejajar telinga atau di atas pundak.
Sambil sujud seraya membaca :
سُبْحَانَ
رَبِّيَ الاَْعْلَيْ
13. Duduk diantara dua
sujud : setelah sujud maka membaca takbir untuk duduk lalu membaca :
اللَّهُمَّ
اغْفِرْلِيْ ؤَارَّحْمَنِيْ ؤَاجْبُرْنِيْ ؤَاحْدِِنِيْ ؤًارْزُقْنِيْ
Kemudian dilanjutkan sujud yang
kedua yang didahului dengan membaca takbir dan membaca sebagaimana sujud di
atas.
Setelah sujud kedua maka untuk
roka’at pertama berakhir dan dilanjutkan dengan mengulang gerakan sholat
sebelumnya untuk memasuki roka’at kedua.
Pada roka’at kedua bila telah
sampai dengan sujud kedua maka gerakan selanjutnya adalah duduk tahiyyat.
14. Duduk tahiyat :
duduk tahiyat dapat dibedakan atas dua macam dengan syarat berbeda, apabila
sholatnya hanya terdiri dari dua roka’at saja maka posisi duduknya telapak kaki
kiri dihamparkan disela-sela kaki kanan, kaki kanan dalam posisi jinjit dan
telapak kaki kanan berdiri. Pantat duduk di belakang telapak kaki kiri atau bekas
geseran kaki kiri.
Bila sholatnya terdiri lebih dari
dua roka’at maka duduk pada tahiyyatnya adalah pantat duduk di atas telapak
kaki kiri, terkecuali sholat witir yang dikerjakan tiga roka’at atau lebih maka
tidak duduk tahiyyat pada roka’at kedua.
Di dalam tahiyyat posisi badan
tegak dan pandangan lurus ke tempat sujud sambil membaca :
أَلتَّحِيَاتُ
للِّهِ ؤَالصّلَؤَاتُ ؤَالطَّيِّبَاتُ،السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَاالنَّبِيُّ
ؤَرَحْمَةُ اللَّهِ ؤَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا ؤَعَلَي عِبَادِاللَّهِ
الصَالِحِيْنَاَشْهَدُاَن لاَأِلََهَأِلاَّاَللَّهُ ؤَاَلشَذهَدَاَنَّ
مَحَمَّدًاعَبْدُهُؤَرَسُؤْلُهُ
اَللَّهُمَّ
صَلِّ ؤًسَلَّمْ عَلَي مُحَمََّدٍ ؤَعَلَي أَلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَذيْتَ عَلَي
اَلِِ أِبْراَحِيْمَ، ؤَبَارِكْ عَلَي مُحَمَّدٍ ؤَعَلَي أَلِ مُحَمَّدٍ،
كَمَابَارَكْتَ عَلَي أَلِ أِبْرَاحِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنََ أِنَّكِ حَمِيْدٌ.
Setelah membaca do’a tahiyyat
maka untuk sholat yang terdiri lebih dari dua roka’at maka melanjutkan
sholat pada roka’at berikutnya dengan gerakan mengulang gerakan di atas, sedang
sholat yang hanya dua roka’at maka diakhiri dengan membaca salam.
15. Salam : salam
merupakan akhir dari gerakan sholat dengan membaca :
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ ؤَرَحْمَةُّاللَّهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ؤَرَحْمَةُّاللَّهِ"
حَتَّي يُرَي بَيَا ضُخَدذِهِ.
Setelah membaca salam yang
pertama maka ia menoleh ke kanan dan pada salam ke dua maka ia menoleh ke kiri.
6. SHOLAT BERJAMA’AH.
Di dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan tuntunan rosululloh saw, pelaksanaan sholat dapat dipilah menjadi
dua, yaitu sholat secara berjama’ah / bersama-sama dan sholat secara perorangan
atau individu yang sering disebut sholat munfarid. Entah itu sholat yang fardlu
maupun sholat sunnah dari keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. Sholat
berjama’ah : sholat yang dikerjakan bersama-sam yang terdiri dari 2 orang atau
lebih.
b. Sholat
munfarid : sholat yang dilaksanakan secara kesendirian atau tidak ada teman.
c. Jama’ah
masybuk : sholat yang dikerjakan secara berjama’ah namun salah satu makmum ada
yang terlambat di dalam mengikuti kegiatan sholat berjama’ah tersebut.
Di dalam sholat berjama’ah
terdapat imam dan makmum, imam adalah yang memimpin sholat sedangkan makmun
adalah yang mengikuti imam, posisi makmum berada di belakang imam.
Adapun penentuan shof di dalam
sholat berjama’ah yang terdiri dari berbagai jama’ah maka dapat disusun sebagai
berikut:
1. Imam
atau orang yang memimpin sholat.
2. Makmum
pria dewasa.
3. Makmum
pria anak-anak.
4. Makmum
wanita anak-anak dan
5. Makmum
wanita dewasa.
Hukum sholat berjama’ah adalah
wajib bagi pria dewasa dan dilaksanakan di masjid atau tempat ibadah lainnya
seperti mushola, surau dll. Dalil sholat berjama’ah
“Dari abu darda r.a.
Berkata saya telah mendengar rasulullah saw bersabda: “tiada terdapat tiga
orang berkumpul di perkampungan,hutan, atau kota kemudian tidak dilakukan shalat berjema’ahmelainkan
mereka telah dijajah oleh setan. Karena itu kerjakanlaholehmu shalat
berjema’ah. Sesungguhnya serigala itu hanya dapat menerkam kambing yang
jauh (menyendiri) dan kawan-kawannya”.(h.r. Abu dawud).
7. KEHIDUPAN NABI
MUHAMMAD SAW SEBELUM HIJROH.
A. Dakwah Nabi Muhammad untuk
Menyempurnakan Akhlak Manusia
Setelah Nabi Miuhammad SAW
menerima wahyu, maka secara resmi beliau telah diangkat menjadi Rasul oleh
Allah SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat yang telah berada
dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad SAW dimulai
dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya ajaran beliau
adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW,
sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
Kedua Rasul ini telahberhasil membina bangsa Arab dan masyarakat makkah menjadi
orang yang beriman dan henya menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul
tersebut juga diperintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun
dengan berjalanya waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah
menjadi kemusyrikan dengan menyembah patung dan berhala. Mereka (masyarakat
makkah) tidak hanya mengalami kerusakan dalam hal aqidah, bahkan akhlaknya juga
rusak.
Nabi Muhammad SAW sebagai rasul
tidak henti-hentinya berusaha memperbaiki akhlak masyarakat yang sudah rusak
tersebut. Sejak masih kecil, remaja, sampai dewasa Nabi Muhammad sudah dikenal
oleh masayarakat Makkah sebagai orang yang mempunyai kepribadian baik, berbeda
dengan kebanyakan orang saat itu. Penampilannya pun sederhana, bersahaja, dan
berwibawa. Ketika ia berjalan badannya agak condong kedepan, melangkah sigap
dan pasti. Raut mukanya menunjukkan pikirannya yang cerdas, tajam, dan jernih.
Pandangan matanya menunjukkan keteduhan dan kewibawaan, membuatorang patuh kepadanya.
Ia juga dikenal sebagai orang yang jujur dalam setiap perkataan maupun
perbuatan. Dengan sifatnya yang demikian itu tidak heran bila Khadijah,
majikannya menaruh simpati kepadanya, dan tidak pula mengherankan bila Muhammad
diberi keleluasaan mengurus hartanya. Khadijah juga membiarkannya menggunakan
waktu untuk berpikir dan menuangkan hasil pemikirannya. Akhirnya Muhammad dan
Khadijah menikah menjadi sepasang suami istri yang sangat setia dan memiliki
anak-anak yang shalih.
Seluruh penduduk Makkah memandangnya
dengan rasa segan dan hormat. Muhammad bergaul dengan baik terhadap masyarakat
sekitar. Bila ada yang mengajaknya bicara ia mendengarkan dan memperhatikannya
tanpa menoleh kepada orang lain. Perilakunya yang demikian sangat berbeda
dengan kebanyakan orang Makkah yang menjadi sombong dan congkak ketika
dihormati, dan marah-marah ketika merasa tidak dihormati. Bila bicara selalu
bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu ia sesekali membuat humor dan
bersenda-gurau. Sifatnya yang jujur tersebut juga sangat berbeda dengan
kebanyakan orang Makkah yang suka berbohong, membual, dan sulit dipercaya.
Setiap bertemu orang Muhammad selalu tersenyum. Ia Bijaksana, murah hati dan
mudah bergaul. Tapi ia juga mempunyai tujuan pasti, berkemauan kuat, tegas dan
tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini berpadu dalam
dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang
bergaul dengan dia. Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba, sekaligus akan timbul
rasa hormat, dan bagi orang yang terbiasa bergaul dengannya akan timbul rasa
cinta kepadanya.
Muhammad menjalin hubungan baik
kepada penduduk Makkah. Ia juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial dalam
kehidupan masyarakat hari-hari. Sesudah pembangunan ka’bah tiba saatnya
peletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut timur, maka
timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat
kehormatan meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Demikian memuncaknya
perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara. Keluarga Abdud Dar
dan keluarga ‘Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang manapun campur
tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka mengangkat sumpah
bersama. Keluarga Abdud Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan mereka
dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. Karena itu lalu
diberi nama La’aqatud Dam, yakni ‘jilatan darah.’ Abu Umayyah bin al-Mughira
dari Bani Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka. Ia dihormati dan
dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka:
"Serahkanlah putusan kamu
ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini."
Tatkala mereka melihat Muhammad
adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: "Ini al-Amin (orang
yang terpercaya) ; kami dapat menerima keputusannya." Lalu mereka
menceritakan peristiwa itu kepada Muhammad. Iapun mendengarkan dan sudah
melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu. Ia berpikir
sebentar, lalu katanya: "Kemarikan sehelai kain," katanya. Setelah
kain dibawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itu lalu diletakkannya dengan
tangannya sendiri, kemudian katanya; "Hendaknya setiap ketua kabilah
memegang ujung kain ini." Mereka bersama-sama membawa kain tersebut ke
tempat batu untuk diletakkan. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dari kain dan
meletakkannya di tempatnya. Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan
bencana dapat dihindarkan. Quraisy menyelesaikan bangunan Ka’bah sampai
setinggi delapanbelas hasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari tanah sedemikian
rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di dalam Ka’bah
itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat
sebelah dalam dipasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu
meletakkan Hubal di dalam Ka’bah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang
berharga lainnya, yang sebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran
pencurian.
Kejadian ini berlangsung saat
Muhammad berusia 35 tahun, dan keputusannya mengambil batu dan diletakkan di
atas kain lalu mengambilnya dari kain dan diletakkan di tempatnya dalam Ka’bah,
menunjukkan betapa tingginya kedudukannya dimata penduduk Makkah, betapa
besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar. Pada
tahun 611 M, waktu itu Muhammad berusia 40 tahun beliau menerima wahyu yang
pertama. Di puncak Gunung Hira, – sejauh dua farsakh sebelah utara Makkah –
terletak sebuah gua yang sangat kondusif untuk tempat menyendiri (berkhalwat).
Sepanjang bulan Ramadan tiap tahun Muhammad pergi ke sana dan berdiam di tempat
itu. Ia tekun dalam merenung dan beribadah, menjauhkan diri dari segala
kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari Kebenaran tentang keberadaan
Tuhan dan merenungkan keboborokan perilaku sehari-hari masyarakat Arab saat
itu. Demikian kuatnya ia merenung mencari hakikat kebenaran itu, sehingga lupa
ia akan dirinya, lupa makan, lupa segala yang ada dalam hidup ini. Sebab,
segala yang dilihatnya dalam kehidupan manusia sekitarnya, bukanlah suatu kebenaran.
. Ketika itulah ia percaya bahwa masyarakatnya telah tersesat, jauh dari
kebenaran.Keyakinan mereka terhadap keberadaan Tuhan telah rusak karena tunduk
kepada khayal berhala-berhala serta kepercayaan-kepercayaan semacamnya.
Berhala-berhala yang tidak
berguna, tidak menciptakan dan tidak pula mendatangkan rejeki, tak dapat
memberi perlindungan kepada siapapun yang ditimpa bahaya tidak selayaknya
dipuja dan disembah. Hubal, Lata dan ‘Uzza, dan semua patung-patung dan
berhala-berhala yang terpancang di dalam dan di sekitar Ka’bah, tak pernah
menciptakan seekor lalat sekalipun, atau akan mendatangkan suatu kebaikan bagi
Makkah. Kebenaran itu datang dari Allah, Khalik seluruh alam, tak ada tuhan
selain Dia. Kebenaran itu ialah Allah Pemelihara semesta alam. Dialah Maha
Rahman dan Maha Rahim.
Kebenaran itu ialah bahwa manusia
dinilai berdasarkan perbuatannya. "Barangsiapa mengerjakan kebaikan
seberat atompun akan dilihatNya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat
atompun akan dilihatNya pula." (Qur’an, 99:7-8) Dan bahwa surga itu benar
adanya dan neraka juga benar adanya. Mereka yang menyembah tuhan selain Allah
mereka itulah menghuni neraka, tempat tinggal dan kediaman yang paling durhaka.
Tatkala ia sedang bertahanuth, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai
lembaran seraya berkata kepadanya: "Bacalah!" Dengan terkejut
Muhammad menjawab: "Saya tak dapat membaca". Ia merasa seolah
malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan lagi seraya katanya lagi:
"Bacalah!" Masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab:
"Apa yang akan saya baca."
Seterusnya malaikat itu berkata:
"Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan
Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya …" Lalu ia
mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun pergi, setelah kata-kata itu terpateri
dalam kalbunya.
Setelah menerima wahyu yang
pertama itu maka Muhammad menjadi seorang utusan (rasul), sehingga dia
mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia.
Setelah menjadi rasul, maka sifat-sifat mulia yang dimilikinya tdak hanya dimilikinya
sendiri, namun dia harus mengajarkan dan memberi teladan kepada umat manusia
untuk berakhlak yang mulia. Nabi Muhammad bersabda :
Artinya : “Diriwayatkan dari Abi
Hurairah, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak)” (HR Ahmad).
Artinya : “Barangsiapa yang
menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.
Kepada-Nyalah naik
perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”. (QS Fathir :
10)
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa
kemuliaan manusia tidak diukur dari harta, keturunan, suku, keindahan tubuh,
kekuatan, maupun pangkat dan jabatannya dalam masyarakat.
Namun kemuliaan manusia terletak
pada ketaatannya kepada Allah SWT dan kemuliaan akhlaknya, baik berupa sikap,
perkataan, maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menjadi
rasul, Nabi Muhammad SAW memberikan ajaran yang sangat mulia bahwa sebaik-baik
manusia adalah yang memberi manfaat dan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Padahal perilaku masyarakat Quraisy saat itu seringkali menyengsarakan orang
lain,, mereka semena-mena terhadap orang-orang miskin apalagi terhadap
budak-budak mereka. Betapa beratnya tugas Nabi Muhammad SAW untuk membina
manusia agar berakhlak mulia ketika kondisi akhlaknya sudah buruk. Namun semua
itu dilakukan beliau dengan penuh kesabaran dan dengan cara memberi teladan.
B. Nabi Muhammad Sebagai Rahmat
bagi Alam Semesta.
Bagi orang-orang yang merasakan
bahwa kehidupan para pembesar dan bangsawan Makkah yang sudah sesat dan
keterlaluan, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka kehadiran Nabi
Muhammad saw. seperti seteguk air saat mereka merasakan dahaga yang sudah
sangat lama. Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan derajat manusia.
Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar penyelesaian masalah tidak boleh
dilakukan dnegan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang
damai dan beradab.
Nabi Muhammad mengajarkan agar
manusia bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi
kaya maka dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian
hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang lemah. Orang tua
harus menyayangi anaknya baik anak itu laki-laki maupun perempuan, sebaliknya
anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah
sangat tua. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah dan
senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw. Dengan demikian
sesungguhnya Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh
alam. Nabi tidak hanya diutus untuk penduduk Makkah saja, atau bagi
bangsa Arab saja, namun nilai-nilai yang dibawanya adalah nilai-nilai
universal yang dapat meningkatkan martabat umat manusia sehingga berbeda dengan
binatang.
Artinya : “Dan tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QَS Al Anbiya : 107}
C. Meneladani Dakwah Nabi
Muhammad SAW dan Para Sahabat di Makkah
Pada mulanya, dakwah Nabi
Muhammad di Makkah dimulai dari sanak keluarga dan kerabat dekat. Itupun
dilakukan secara sembunyi-sembunyi, di rumah salah seorang sahabat yang bernama
Al Arqom bin Abil Arqom Al Makhzumi. Upaya tersebut membuahkan hasil yang cukup
menggembirakan. Kurang lebih tiga tahun ada 39 orang yang menyatakan iman dan
Islam, semuanya dari kerabat dekat dan sahabat-sahabat yang lain. Di antara
kerabat dekat yang masuk Islam waktu itu antara lain Khadijah, Ali bin Abi
Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah. Khadijah, istri nabi, orang yang cukup
terpandang dan kaya raya. Abu Bakar, seorang dermawan yang kaya raya. Ali bin
Abi Tholib, seorang pemuda yang cukup cerdas dan dihormati. Dengan masuk
Islamnya orang-orang tersebut membawa pengaruh besar pada dakwah nabi sampai
masa berikutnya. Karena orang-orang tersebut cukup dihormati di kalangan
orang-orang Quraisy.
Di antara sahabat yang menyusul
masuk Islam antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash,
Abdurrahman bin Auf, Fatimah binti Khatab serta suaminya (Said bin Zaid), Arqam
bin Abil Arqam, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka termasuk “Assabiqunal Awwalun”,
yakni orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Dakwah secara terang-terangan
yang dilakukan Nabi Muhammad saw. mendapat reaksi cukup keras dari para pemuka
dan tokoh Quraisy, antara lain Abu Lahab (Abdul Uzza), Abu Jahal, Umar ibnu
Khatab (sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi Muatih, Aswad bin Abdi Jaghuts,
Hakam bin Abil Ash, Abu Sufyan bin Harb (sebelum masuk Islam), Ummu Jamil
(istri Abu Lahab). Reaksi keras yang dilakukan oleh para tokoh Quraisy tersebut
antara lain berupa ejekan, hinaan, hasutan, ancaman, dan penganiayaan secara
fisik. Hal yang sama juga dilakukan kepada orang-orang Quraisy sendiri, agar
tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad. Namun, Rasulullah tetap tabah dan sabar,
dakwah pun tetap dijalankan. Bahkan semakin terang-terangan dan meluas ke
wilayah lain.
Menghadapi sikap Rasulullah
tersebut orang-orang Quraisy bertambah marah, bahkan pernah merencanakan akan
melakukan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad. Rencana tersebut dilakukan
menjelang Nabi Muhammad akan hijrah ke Madinah. Atas pertolongan Allah SWT,
waktu itu Nabi selamat dari rencana pembunuhan tersebut. Kemudian bisa hijrah
ke Madinah. Meskipun Nabi Muhammad saw. dengan susah payah dalam berdakwah
karena mendapat tantangan dari Kaum Quraisy, tetapi makin hari makin didengar
orang sehingga makin banyak pengikutnya. Dakwah Nabi Muhammad di Makah
dilakukan kurang lebih selama 13 tahun, dan selebihnya selama 10 tahun Nabi
Muhammad berada di Madinah. Ketika berdakwah di Makkah, tantangan yang dihadapi
oleh Rasulullah dan para sahabat begitu besar. Dari uraian sejarah di atas
dapat diambil pelajaran yang sangat berharga dari cara cara dakwah Rasulullah
yang harus diteladani oleh umat islam, antara lain adalah :
1. Nabi Muhammad berdakwah dengan
keeladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu
melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan
dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Disampaikan dengan penuh
kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah lembut serta
dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Rasulullah saw. memposisikan
para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini tercermin dalam sebutan para
pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa
simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam nyata-nyata diterapkan
kesetaraan.
4. Rasulullah saw. selalu bersama
para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka maupun duka, dengan demikian
terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat.
Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan kehendak, Rasulullah
saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara
rasional dan dengan hati yang jernih. Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak
pribadi masing-masing. Dengan kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak
pernah menggunakan cara-cara kekerasan.
8. DAFTAR PUSTAKA.
Azri, 2011, Sholat Sesuai
Tuntunan Nabi Saw. Yogyakarta : Nuha Litera.
http://www.tkjlover.web.id/2010/04/sejarah-dan
perjuangan-nabi-muhammad.html
Qorni, 2007, Sifat Sholat
Nabi, Solo:Wacana Ilmiah Press.
Rasjid, 2008, Fiqh Islam Cet
Empat Puluh Satu, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Shiddiq, 2008, Tata Cara
Sholat Rosululloh Saw, Sukoharjo : Assalaam Press.
Supardjo Dan Ngadiyanto, 2011, Mutiara
Pendidikan Agama Islam 1, Solo : PT Wangsa Jatra Lestari.
Zarkasyi, 1995, Pelajaran
Tajwid Cetakan Xxvi, Ponorogo : Trimurti Gontor Press.